Cerita Hantu di Ruang Sekretariat

“Cilok setan?” Genta mengerutkan kening.

“Iya, masa kalian nggak pernah dengar?” Jati menatap Genta dan Ori, keduanya balas menatap.

“Gue nggak pernah denger, ngarang kali lo?” ujar Ori.

“Ah, nggak gaul. Anak-anak kampus yang lain juga pada tau,” Jati membela diri.

“Ya udah, coba lo ceritain kaya gimana ceritanya?” ucap Ori.

Cerita mereka pun dimulai lagi. Sebenarnya semua itu terjadi tanpa direncanakan. Malam itu Genta mengajak Jati dan Ori untuk berkumpul di ruang sekretariat himpunan mahasiswa, demi mengerjakan proposal kegiatan yang harus selesai besok. Untunglah, pekerjaan mereka sudah tinggal sedikit, sehingga mereka bisa menyelesaikannya sebelum tengah malam. Sambil beristirahat sejenak, mereka pun menyeduh kopi dan mulai mengobrol Continue reading Cerita Hantu di Ruang Sekretariat

Mereka Bilang Saya Zombi

Kevin dan Arya buru-buru masuk ke dalam rumah, mereka segera mengunci pintu dan menghalanginya dengan kursi dan meja. Untuk ukuran orang yang habis dikejar zombi, mereka sama sekali tidak terlihat ngos-ngosan, namun tetap saja jantung mereka berdebar kencang.

“Gue bilang juga apa, Ar, teori paradoks zombi gue bener kan?” ucap Kevin sambil tersenyum bangga.

“Iya deh, gue akui kalau lo emang temen gue yang paling cerdas, bahkan di saat kota ini lagi diserbu pasukan zombi, pemerintahan kolaps, militer chaos, dan temen-temen kita jadi makhluk dekil pemangsa otak,” ujar Arya. Continue reading Mereka Bilang Saya Zombi

Kupi dan Lomba Lari

Kupi adalah seekor anak kura-kura yang pintar dan selalu bersemangat. Anehnya, sore ini ia tiba-tiba saja menjadi begitu murung. Sejak pagi ia terus mengurung diri di dalam tempurung dan tak pernah satu kali pun keluar. Teman-temannya merasa heran dengan perilaku Kupi hari ini, mereka datang dan mengetuk-ngetuk tempurung Kupi serta memanggil namanya. Mendengar kedatangan teman-temannya, Kupi tetap saja tidak mau keluar dari dalam tempurung, ia malah berteriak dari dalam.

“Aku sedang sibuk! Jangan ganggu aku!” teriak Kupi dengan lantang. Continue reading Kupi dan Lomba Lari

ABEL-7

Kira-kira sejak seratus lima puluh tahun yang lalu, negara-negara besar di seluruh dunia mulai menggunakan robot berkecerdasan-buatan sebagai senjata militer. Robot-robot itu awalnya hanyalah mesin biasa, mereka dibuat untuk menggantikan tentara manusia dalam operasi militer. Namun seorang ahli Artificial Intelligence bernama Alfred Simon mempelopori sebuah proyek yang dikenal dengan nama Project ABEL-7 (Advanced Brain Emulation Level 7). Project ABEL-7 bertujuan untuk mengaplikasikan kecerdasan buatan tingkat tinggi pada robot militer, sehingga mampu membuat keputusan-keputusan krusial di medan perang. Hal ini awalnya mendapat tentangan yang keras dari banyak pihak, namun ketika Amerika Serikat mengaplikasikan teknologi ini, negara-negara lain pun segera menyusul dan lupa dengan pertentangan mereka. Continue reading ABEL-7

Dea

Apa yang akan saya ceritakan dalam tulisan ini, bisa dibilang bukan sebuah cerita fiksi. Tapi bagaimanapun juga, saya tidak bisa memaksa kepercayaan orang lain. Kalaupun seandainya saya bilang bahwa semua ini kejadian nyata, toh saya ragu kalian akan percaya. Jadi anggaplah ini sebagai sebuah cerita fiksi biasa, atau cerita fiksi yang berpura-pura nyata, seperti film Paranormal Activity atau The Fourth Kind. atau apa saja terserah. Yang penting, saya bisa menceritakan apa yang (dengan terpaksa) harus saya ceritakan. Continue reading Dea

Kremasi Sunyi

Seperti biasa, saat liburan aku memang menjadi manusia kalong. Bahkan pada pukul dua pagi itu di mana orang-orang biasanya sudah tertidur pulas, aku masih menulis novel di kamar kontrakanku yang sempit, ditemani secangkir kopi dan musik instrumental dari speaker komputerku. Orang bilang, efek kafein adalah meningkatkan denyut jantung sekaligus meningkatkan keinginan buang air, bagiku efeknya lebih dari itu. Kopi membuatku lapar. Aku mengambil toples dan memeriksa isinya, tinggal sepotong biskuit dan remah yang tidak akan sanggup mengganjal perut. Lalu aku ingat, tidak jauh dari tempat tinggalku—mungkin hanya berselang dua atau tiga rumah—terdapat sebuah warung indomi yang biasanya buka dua puluh empat jam. Itulah tujuanku, aku berniat mengisi perut dengan mi rebus panas sembari rehat menghapus penat. Aku bangkit, mengambil dompet dan keluar dari kamar sambil membiarkan komputer tetap menyala. Namun celakanya, ketika kuperiksa isi dompet, tak ada uang sepeserpun. Mau tidak mau aku harus pergi ke ATM, kalau tidak salah waktu itu aku masih menyimpan seratus ribu rupiah di sana. Dan tentu saja, semua ATM di sekitar tempat tinggalku buka dua puluh empat jam. Jadi, sebelum aku pergi ke warung indomi, aku pun memutuskan pergi ke ATM terlebih dahulu.

ATM yang kumaksud ada Continue reading Kremasi Sunyi

Meditasi Dadan

Kemampuan Dadan untuk berhubungan dengan dunia spiritual dimulai dari hal yang sama sekali tak terduga. Tidak seperti kebanyakan orang yang umumnya belajar dari seorang guru, bertapa di puncak gunung atau di dekat kuburan, Dadan menemukan spiritualitasnya justru di dalam ruangan kantor. Tidak ada yang menyangka, seorang lelaki kurus berambut lurus yang setahun lalu mendaftar di PT. Citra Usaha, sebuah perusahaan cetak digital, ternyata akan menjadi seorang petapa dengan kesaktian supra-mandraguna.

“Kewajiban kamu adalah Continue reading Meditasi Dadan

Virzin 2: Bukan Film Porno, Sih….

Cerita ini adalah parodi dari film Virgin 2

1

Seorang petugas kebersihan yang sedang melaksanakan tugasnya pagi itu dibuat terkejut dengan kehadiran seorang perempuan muda yang tengah tertidur di atas kursi di depan Circle-K Dago Plaza. Ia mengamati gadis itu. Gadis muda yang usianya masih SMA itu memakai topi kupluk warna hijau army, jaket abu-abu, kaos ketat hijau cerah yang memperlihatkan belahan dada, serta celana jeans pendek. Si petugas kebersihan tidak Continue reading Virzin 2: Bukan Film Porno, Sih….

Pengakuan di Atas Seragam

Cerita ini dibuat untuk event LMCR Rohto 2009, dan menjadi salah satu cerpen favorit.

Akhirnya hari ini aku lulus SMA. Semua murid kelas tiga di sekolahku berpesta-pora, karena tingkat kelulusan di sekolah kami adalah seratus persen. Tentunya ini adalah hal yang cukup istimewa mengingat beberapa tahun terakhir ini ujian nasional selalu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap siswa kelas tiga di Indonesia. Sekolahku memang termasuk sekolah unggulan, tapi tetap saja ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi kami.

Kami merayakan keberhasilan ini dengan tradisi yang sangat kuno, dan kebetulan sekolahku termasuk yang cukup liberal Continue reading Pengakuan di Atas Seragam

Pahlawan Farfar

Kabar Farfar
Artikel: Pahlawan Saja Tidak Cukup

Dua hari yang lalu, selusin setan hitam muncul di perempatan Jl. Rosii, sebagaimana sehari sebelumnya mereka membuat kekacauan di Hotel Belfars dan melukai tiga orang tak berdosa. Tidak pernah sepanjang sejarah, Kota Farfar menghadapi serangan setan hitam sesering ini. Tentu saja, siapapun tahu, para setan hitam telah membuat kekacauan semenjak dua dekade lalu, semenjak Raja Setan Osimir membuat sarang di pulau tanpa nama yang terletak di seberang pantai kota ini. Namun semenjak saat itu juga, seorang pahlawan bertopeng berkekuatan super bernama Pyror selalu menolong kota ini dengan kemampuannya yang di luar akal manusia biasa: kekuatan dan kecepatan super, tombak api, atau melompat setinggi gedung. Selama itu Pyror selalu membuat kota ini aman, sementara polisi dan tentara lebih banyak berpangku tangan—entah karena ketidakmampuan atau kemalasan. Meskipun pujian dan penghargaan diberikan kepada dirinya, namun tak sekalipun ia meminta imbalan. Semenjak saat itulah, anak-anak kita tak perlu membeli komik lagi untuk sekedar melihat aksi pahlawan super.

Tiga bulan yang lalu, dalam sebuah konferensi pers, Pyror mengklaim bahwa ia telah menghancurkan sarang Osimir di pulaunya. Semua orang bersorak gembira. Namun ada satu hal yang kita lupa, bahwa Pyror tak menyebutkan apakah ia telah membunuh Osimir atau tidak. Beberapa minggu kemudian, segala jenis serangan setan hitam terhenti, dan kita mulai berpikir bahwa Osimir memang telah mati. Namun tak lama setelah itu, dugaan tersebut terbukti meleset, karena sepasukan setan hitam hampir selalu menyerang kota setiap harinya tanpa henti. Meningkatnya jumlah korban yang berjatuhan menandakan bahwa Pyror kewalahan untuk menghadapi mereka, sementara polisi juga tak banyak membantu. Apakah yang sebenarnya terjadi? Apakah Osimir yang masih hidup menjadi murka terhadap kota ini sehingga ia semakin sering mengirim pasukannya? Seandainya saja ada pahlawan berkekuatan super lainnya maka…. (Bersambung ke halaman 11)

Urel Karta meletakkan harian Continue reading Pahlawan Farfar

Satu: Dari Dalam Semangkuk Bubur

 

Cerita ini adalah bagian dari seri Wa Merah

Suara seorang perempuan berteriak-teriak dari ponselku, suaranya sangat berisik bagaikan sederet petasan yang meledak di malam lebaran, atau seperti kaleng rombeng yang dipukuli dengan gagang kayu; tak ada bedanya, malah mungkin lebih buruk lagi.

“…kamu tuh lama banget! Seenaknya aja kamu ninggalin Mama ngurusin adik kamu sendirian di sini? Mana adik kamu tuh rewelnya minta ampun! Kamu sengaja ya, kabur dari tanggung jawab?” suara itu Continue reading Satu: Dari Dalam Semangkuk Bubur

Tiga: Dari Atas Kursi Merah

 

Cerita ini adalah bagian dari seri Wa Merah

Dulu, sewaktu aku masih berumur lima tahun, aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Aku adalah anak tunggal, jadi tak ada yang menghalangi kasih sayang orang tuaku kepadaku. Kami bertiga hidup dalam kebersamaan yang erat. Kami makan bersama tiga kali sehari, sebab bagi kami makan bersama di meja makan adalah suatu keharusan. Ibu memasak di rumah, Bapak selalu menyempatkan pulang dari tempat kerjanya setiap jam dua belas siang, aku juga selalu ada di rumah, karena aku tidak sekolah. Pekerjaanku di rumah hanya sekedar bermain puzzle dan melihat buku cerita bergambar, sebab aku tak punya teman selain ibuku yang suka membacakan dongeng.

Pagi itu adalah hari minggu yang cerah, cahaya Continue reading Tiga: Dari Atas Kursi Merah