Cerita ini adalah bagian dari seri Wa Merah
Suara seorang perempuan berteriak-teriak dari ponselku, suaranya sangat berisik bagaikan sederet petasan yang meledak di malam lebaran, atau seperti kaleng rombeng yang dipukuli dengan gagang kayu; tak ada bedanya, malah mungkin lebih buruk lagi.
“…kamu tuh lama banget! Seenaknya aja kamu ninggalin Mama ngurusin adik kamu sendirian di sini? Mana adik kamu tuh rewelnya minta ampun! Kamu sengaja ya, kabur dari tanggung jawab?” suara itu (more…)