Lompatan Si Komang

Dua belas tahun yang lalu, ayahku pernah meninggal. Aku masih ingat, peristiwa itu terjadi satu hari sebelum ulang tahunku yang ke sepuluh. Biasanya ba’da Maghrib ayahku pulang dengan tubuh bercucuran keringat (ia sengaja berjalan kaki dari kantor demi menghemat ongkos), lalu ia akan meminum segelas besar air putih di ruang makan dan mengajak ibuku mengobrol. Namun malam itu ia pulang dalam keadaan yang berbeda. Tubuhnya memang penuh keringat, tapi tangan kanannya tidak memegang gelas. Ia malah memegangi dada kirinya yang kembang kempis, sementara napasnya terengah-engah, lalu ia jatuh dari kursi dengan suara berdebam yang keras.

Continue reading Lompatan Si Komang

Warung Kopi Mpok Indah

Katanya Pak Ijul melihat pocong di warung kopi Mpok Indah. Semua orang menertawainya, terutama karena wajah Pak Ijul mirip sekali dengan Bokir, aktor lawas yang sering bermain di film-film Suzanna. Bapak-bapak yang biasa nongkrong di warung kopi itu mulai menerka-nerka kejadian yang dialami Pak Ijul kemarin malam; bagaimana ia mampir ke warung kopi Mpok Indah untuk merayu janda beranak satu itu, lalu berharap akan diberi cemilan atau rokok gratis. Tak lama kemudian, ketika warung sudah sepi dan Mpok Indah sedang pergi ke rumahnya yang ada di bagian belakang warung, sesosok pocong meloncat-loncat pelan di belakang punggung Pak Ijul. Ketika pocong itu sudah berada satu langkah tepat di belakangnya, Pak Ijul baru menyadari ada sesuatu yang janggal. Ia membalikkan badan dan melihat sosok hantu berbalut kain putih itu sedang menatapnya dingin. Mulut Pak Ijul pasti menganga karena kaget, matanya melotot seperti tokoh komik, dan ia berteriak dengan gagap: Po … po …. po… pocooooooong! Lalu ia kencing di celana dan pingsan.

Mereka semua tertawa terbahak-bahak.

“Nggak! Bukan begitu kejadiannya!” ucap Pak Ijul protes.

“Aah, ngaku aja, elu pasti kencing di celana kan waktu itu? Persis banget lu kayak film horor jadul,” ucap Pak Zaenal dengan mulut masih mengunyah pisang goreng.

“Kagak lah! Gua nggak kencing di celana, apalagi pake teriak po-po-po-pocong segala. Gua baca ayat kursi!” sanggah Pak Ijul sambil melirik dengan sudut matanya. Continue reading Warung Kopi Mpok Indah

Bandung Lautan Zombi

Catatan: Cerita ini tidak atau belum diselesaikan

Prologue:
An Incompetent Truth

Bandung, 15 November 2012. Sebuah pabrik tahu di pinggiran kota Bandung yang bernama PT Berkah Jaya melakukan penelitian mengenai rekayasa genetika pada kacang kedelai yang memungkinkan manusia untuk merubah tahu menjadi daging. Dalam prosesnya, Berkah Jaya Research Department membuat sebuah laboratorium rahasia yang dibantu oleh pemerintah, di sebuah bangunan bawah tanah bersistem keamanan mutakhir di Kota Bandung. Pemerintah juga mensuplai berbagai jenis senyawa kimia dan tenaga-tenaga ahli baik dari dalam maupun luar negeri untuk menjalankan proyek ini. Proyek ini oleh pemerintah RI disebut dengan istilah “Koproll jauh ke depan”, yang melambangkan rencana pengembangan ekonomi pangan yang lebih baik di Indonesia, mengalahkan RRC. Proyek ini dirahasiakan dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat.

Awalnya eksperimen merubah tahu menjadi daging ini merupakan suatu usaha mulia untuk Continue reading Bandung Lautan Zombi

Mereka Tidak Menangis

Suara tangisan itu terdengar lagi. Malam ini adalah malam kedua aku mendengar suara tangisan misterius itu di kamarku. Suaranya seperti suara tangisan anak kecil, seperti suara bocah laki-laki yang sering bermain kelereng di dekat rumahku. Awalnya aku memang mengira anak itu yang menangis malam-malam, mungkin dia mengigau atau apa, tapi yang jelas, tak mungkin kan ia menangis di kolong tempat tidurku?

Aku memiringkan tubuhku ke arah kanan, berbaring menghadap ke dinding dan berusaha untuk tak mempedulikan suara aneh itu. Tapi suara itu semakin nyaring, bahkan terdengar meraung-raung. Aku berusaha Continue reading Mereka Tidak Menangis