Diam Berarti Membeli

P_20150616_180439_1

Bayangkan skenario berikut.

Kamu adalah seorang gadis muda yang cantik jelita. Suatu hari, ada seorang laki-laki yang meneleponmu dan mengungkapkan perasaannya dengan begitu bersemangat.

“Sudah lama aku suka sama kamu. Kalau kamu jadi pacarku, aku pasti akan mencintaimu dengan sepenuh hati. Aku akan memberi kamu kado, bunga, surat cinta, puisi. Aku juga akan mengantar jemput kamu setiap hari dan mengajakmu kencan ke restoran, bioskop, atau karaoke semingu sekali. Asik, kan? Oh, ya, rumah kamu yang di Jalan Mawar Nomor 5, kan?”

“Iya,” jawabmu.

Setelah itu telepon pun ditutup. Kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pikiranmu masih berusaha mencerna apa maksud lelaki itu. Mungkin dia memang sekadar mengungkapkan perasaannya saja? Continue reading Diam Berarti Membeli