Organ tunggal sudah tak terdengar sejak satu jam yang lalu dan tamu-tamu mulai surut. Ningrum menahan diri untuk tak menggosok matanya yang terasa perih, lalu melirik ke arah Dimas, suaminya, yang juga tampak tak kalah lelah. Di halaman rumahnya, orang-orang sudah mulai membereskan kursi, sementara hidangan resepsi sudah hampir habis. Tak ada lagi yang datang dari arah gerbang kecuali angin dingin dan nyamuk-nyamuk.
“Nggak akan ada tamu lagi, kan?” gerutu Dimas.
“Mungkin masih,” ucap Ningrum pelan, seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
“Ah, kalau pun ada, paling juga besok. Sekarang kayanya kita bisa istirahat.”
Sepasang suami istri yang baru selesai makan tampak langsung berpamitan ketika menyadari bahwa kursi-kursi mulai diangkat. Merekalah tamu terakhir di acara pernikahan itu. Ningrum menghela napas sambil (more…)