Himejikuhibiniu

Feni anak yang aneh, atau lebih tepatnya, anak yang bebal. Begitulah yang selalu diutarakan oleh guru-gurunya sewaktu SD. Feni memang bukan anak yang bodoh atau malas, ia bahkan selalu masuk dalam peringkat tiga besar di kelasnya. Makanya, saat itu orangtuanya tidak benar-benar merasa khawatir meskipun ada satu kejanggalan pada diri Feni.

Ia bisa melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain. 

“Me-ji-ku-hi-bi-ni-u. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila ungu. Itulah warna pelangi,” ucap Bu Titin, guru SD-nya, sambil berusaha bersenandung dengan nada yang aneh.

Awalnya murid-murid merasa heran dengan penjelasan warna-warna itu. Sebelumnya mereka hanya mengenal tiga warna pelangi dan satu warna langit: merah, kuning, hijau, di langit yang biru. Mereka bahkan tak tahu nila itu apa, selain sejenis ikan. Namun Bu Titin adalah guru yang realistis, ia memang sempat menggerutu karena lagu anak-anak itu terlampau menyederhanakan ilmu pengetahuan, tapi ia maklum, sebab ilmu memang harus diberikan secara bertahap. Ia pun berusaha untuk tetap sabar dan memberikan penjelasan sederhana.

“Bu, kenapa Continue reading Himejikuhibiniu

Setan Ondel-Ondel

 

Hari itu, setelah pulang sekolah aku pergi mengaji seperti biasanya. Pak Ustadz memarahiku karena belum bisa menghapal Ayat Kursi dan surat Al-Falaq. Menyebalkan sekali, aku kan anak kecil, masa dimarahi seperti itu? Tapi aku pulang mengaji dengan perasaan senang, aku ingat masih punya mainan baru, hadiah ulang tahun dari Papa.

Sesampainya di rumah, aku segera bermain dengan mainan itu: sebuah robot-robotan Gundam yang tampak keren sekali. Di sampingku duduk Ahmad, sepupuku yang usianya dua tahun lebih tua dariku, saat pulang mengaji tadi ia Continue reading Setan Ondel-Ondel