Dua tahun adalah waktu yang sebentar. Terutama jika yang kamu lakukan adalah mengambang dan membiarkan arus waktu menyeretmu ke mana saja ia mau. Konon, jika kamu berenang seperti ikan mati, niscaya tak ada yang perlu kamu takuti. Kecuali, tentu saja, ketika kamu tersadar bahwa hempasan air terjun sudah berada tepat di hadapanmu.
Sudah lama saya berniat mencetak kisah ini. Meski banyak yang sudah membacanya secara daring, saya merasa bahwa pembaca novel elektronik dan pembaca novel cetak hidup di dua habitat yang berbeda. Oleh karena itu, Pertanyaan Paling Aneh berhak untuk mendapatkan kehidupan keduanya dengan mewujud di dunia fisik ini.
Memang, Ketika para pemanang Wattys 2022 diumumkan, beberapa penerbit indie menawarkan saya untuk menerbitkan naskah ini. Namun saya tak mungkin menyetujuinya karena adanya perjanjian eksklusif dengan Wattpad yang harus saya patuhi, setidaknya selama satu tahun.
Sekarang, saya sudah bebas. Setelah coba-coba mengirimkannya ke beberapa penerbit konvensional, saya merasa jenuh membayangkan harus menunggu tiga bulan sampai setengah tahun untuk mendapatkan jawaban yang sering kali nihil. Ini bukan hal yang baru. Saya pun maklum. Saya membayangkan betapa tingginya tumpukan naskah di meja dan email editor penerbit-penerbit itu. Mereka sudah terlalu banyak pekerjaan. Jika saya mengirimkan satu naskah lagi kepada mereka, saya mungkin bertanggung jawab membuat seorang pekerja kerah putih pulang lembur dan kurang tidur. Akhirnya, saya putuskan untuk menerbitkan naskah ini dengan modal sendiri.
Ini menjadi pengalaman yang menarik, terutama ketika saya merasa memiliki kebebasan untuk membuat keputusan artistik. Seperti yang kita ketahui, barang siapa memegang modal maka ialah yang berhak mengatur segalanya. Dalam mode penerbitan konvensional, penerbitlah yang berkuasa sebagai pemodal, sementara dalam self-publishing, penulislah pemodal yang berkuasa.
Setelah beberapa kali mencoba membuat desain cover sendiri dan tidak suka dengan hasilnya, akhirnya saya mencoba mencari desainer atau ilustrator dengan style yang saya inginkan. Lewat berselancar dari satu jejaring mutual ke mutual lainnya di Instagram, saya tiba di halaman galeri Indra Nugroho a.k.a. Vortrakker. Karya-karyanya kebanyakan berupa ilustrasi untuk album band rock dan metal. Sejak dulu, saya menyukai style semacam itu: gelap tetapi rapi, seram tetapi penuh ketekunan, hanya saja saya tak pernah bisa membuatnya sendiri.
Dengan perasaan ragu dan sungkan, saya mencoba menghubungi Vortrakker melalui email. Dalam hati, saya diliputi kecemasan. Apa mungkin seorang ilustrator yang biasa mengerjakan proyek untuk klien internasional mau menanggapi pesanan saya yang hanya penulis daring tidak terkenal dan tidak produktif ini? Namun tak lama kemudian, ia membalas email saya, bahkan langsung membaca sinopsis yang saya lampirkan dan menyatakan ketertarikannya. Setelah berkomunikasi lebih lanjut dan tawar-menawar, asumsi saya selama ini pun terkonfirmasi lagi: bahwa orang-orang dengan karya paling kelam dan menyeramkan biasanya adalah orang-orang yang paling humble dan ramah.
Setelah mendapatkan ilustrator, saya merasa bahwa saya juga membutuhkan editor, atau setidaknya korektor tulisan. Ada banyak editor lepas yang menawarkan jasa di internet, tapi tentu akan lebih baik jika saya mulai bertanya pada orang-orang yang saya kenal. Nadia Hapsari a.k.a Anthea Gillian adalah seorang kawan yang pernah sama-sama aktif di Kemudian.com bertahun-tahun yang lalu. Sosok ini ternyata sekarang aktif menulis dan berjejaring di Wattpad serta bekerja sebagai editor lepas. Tidak hanya bersedia mengedit naskah saya, ahli linguistik ini juga memberikan banyak tips tentang self-publishing berdasarkan pengalamannya sendiri.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Vortrakker yang telah mendesain sampul yang cadas ini dan Nadia yang sudah memperbaiki berbagai kesalahan di naskah saya. Selain itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Devi yang telah membantu mencarikan rekomendasi dan tentunya kepada Wattpad yang telah menghantarkan cerita ini kepada ribuan mata.
Khusus untuk Mey, istri saya yang telah mendukung pembuatan karya ini sampai menggambarnya di atas kue tart:
Terima kasih karena telah banyak menginspirasi;
Terima kasih karena telah banyak memaklumi.
Terakhir tapi juga tak kalah penting, terima kasih sebesar-besarnya kepada para pembaca buku ini, baik yang pernah membacanya secara daring maupun yang baru pertama kali membacanya di cetakan ini. Sebagai ungkapan penghargaan dan sebagai upaya mempertebal buku yang singkat ini, saya menambahkan satu bab ekstra.
Selamat membaca lagi. Dapatkan PPA versi cetak DI SINI.