Tjokroaminoto: Islam dan Sosialisme

Tjokroaminoto: Islam & Sosialisme

Judul: Islam & Sosialisme
Penulis: HOS Tjokroaminoto
149 halaman
ISBN 9799781639

Sinopsis: http://www.goodreads.com/book/show/5463956-islam-dan-sosialisme

H.O.S. Tjokroaminoto adalah seorang tokoh besar yang sangat disegani pada masa perebutan kemerdekaan Indonesia. Ia dilahirkan pada 16 Agustus 1882 di Madiun dan menjadi pemimpin Sarekat Islam (SI), sebuah organisasi yang sangat berpengaruh dalam pergerakan nasional dan pemikiran-pemikiran Islam. Soekarno (proklamator RI), Semaoen (pendiri PKI), dan Kartosuwiryo (proklamator DI/NII) adalah beberapa orang muridnya yang sangat terkenal, meskipun pada akhirnya mereka berbeda jalan.

Dalam buku Islam & Sosialisme, Tjokroaminoto menyampaikan ide-idenya mengenai paham sosialisme yang dapat dibentuk dari esensi ajaran Islam. Buku yang masih dipenuhi oleh gaya bahasa dan susunan kalimat tempo doeloe ini mungkin akan sedikit membingungkan bagi pembaca modern, terlebih lagi istilah asing yang banyak ia gunakan berasal dari Bahasa Belanda, bukan Bahasa Inggris seperti yang biasa kita jumpai di buku-buku zaman sekarang. Konteks buku ini juga tampaknya lebih dikhususkan kepada pembaca muslim (terutama anggota SI pada zamannya), karena di dalamnya mengandung wacana yang berangkat dari titik tolak keimanan dan doktrin agama. Oleh karena itulah saya memasukkan buku ini ke dalam kategori buku agama, bukan filsafat atau politik.

Tampak berusaha menghindari ambiguitas makna, pada bab awal buku ini Tjokro sempat menjelaskan arti dari sosialisme yang ia maksud, dalam bab “Pengertian Sosialisme”. Menurutnya, sosialisme menghendaki suatu cara hidup yang menyadari bahwa setiap individu memikul tanggung jawab terhadap manusia-manusia lain. Ia mempertentangkan istilah ini dengan individualisme yang berarti setiap individu cenderung mementingkan dirinya sendiri. Secara singkat, ia juga membahas berbagai pemikiran sosialisme yang ketika itu tengah berkembang di Eropa, antara lain social-democratie, anarchisme, staats-socialisme, dan akker-socialisme. Dalam beberapa paragraf ia juga menjelaskan perbedaan antara sosialisme dan komunisme.

Tjokroaminoto berkali-kali menekankan bahwa sosialisme Islam yang ia maksud berbeda dengan sosialisme yang berakar dari materialisme, seperti misalnya Marxisme. Menurutnya sosialisme yang berasal dari ajaran Islam memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri dan lebih cocok untuk dijalani oleh kaum muslim daripada sosialisme materialis. Untuk mendukung argumen itu, ia memberikan banyak sekali contoh-contoh hadis, ayat Quran, dan kisah-kisah yang menyiratkan kuatnya nilai-nilai sosialistis dalam ajaran Islam. Di antara contoh-contoh yang diberikannya adalah mengenai persaudaraan dalam Islam, sedekah, persamaan dan kesetaraan derajat, kesederhanaan, serta keadilan ekonomi bagi masyarakat.

Meskipun berusaha membedakan sosialisme yang ia maksud dengan sosialisme materialis dan berusaha menunjukkan keunggulan-keunggulan ajaran Islam, ia juga menekankan bahwa pemikirannya tidak bermaksud untuk mendiskreditkan pemikiran-pemikiran lain.

“Dengan uraian ini tidak sekali-sekali bermaksud mengecilkan jasa guru-guru sosialis Barat seperti Karl Marx dan Friedrich Engels tentang perbaikan kaum miskin di negeri-negeri Barat… Maksud saya pertama-tama sekali hanyalah menunjukkan duduk persoalan dan sikap wetenschappeliik socialisme atau moren socialisme atau Marxisme terhadap keyakinan agama, terutama sekali kepada keyakinan dan pelajaran agama Islam kita, dengan harapan agar saudara-saudara kaum muslimin jangan sampai tersesat oleh karenanya.” (halaman 36)

Meski demikian, ia membenarkan bahwa ajaran Islam, seperti halnya banyak paham sosialisme, sangat bertentangan dengan sistem kapitalisme. Menurutnya, kapitalisme berawal dari benih pemakanan riba’ (bunga), dan telah menyebabkan kerusakan dan kebinasaan dunia serta perikemanusiaan. Islam dengan keras melarang praktek riba’, dengan kata lain memerintahkan untuk mencegah munculnya kapitalisme dan berusaha memeranginya. Selain itu larangan permainan judi menurutnya juga disebabkan karena perbuatan spekulatif dan monopoli, yang mengakibatkan seseorang menjadi kaya dengan merugikan orang-orang lain yang nasibnya kurang beruntung dalam sebuah permainan (atau sebuah sistem secara umum). Ajaran Islam yang mengharamkan semua perbuatan itu, menurutnya, menegaskan sikap Islam terhadap tata-cara hidup masyarakat yang sosialistis.

Kesimpulan

Buku yang terdiri dari 162 halaman ini memang tidak membahas sosialisme secara terperinci, dan hanya membahas hubungan sosialisme dengan ajaran Islam secara ringkas dan padat. Sebagai buku pegangan dan referensi, buku ini memang kurang memadai. Tetapi sebagai penambah wawasan, buku ini dapat memberi gambaran tentang pemikiran yang sedang berkembang di kalangan umat Islam saat itu, khususnya di dalam organisasi Sarekat Islam.

Facebook Comments

Published by

Muhamad Rivai

Muhamad Rivai lahir di Jakarta pada tahun 1988, tapi pindah ke kota Karawang saat kelas tiga SD. Pada tahun 2006 ia pindah ke Bandung untuk mengikuti kuliah di FSRD ITB. Setelah lulus, ia pulang kembali ke Jakarta untuk menekuni dunia tulis-menulis sambil mencari nafkah sebagai pekerja. Tulisan-tulisannya berupa cerpen dan puisi selama ini dimuat di blog pribadi dan di situs Kemudian dengan nama someonefromthesky. Pernah menerbitkan buku kumpulan cerpen Setelah Gelap Datang (Indie Book Corner, 2012), menyumbangkan satu cerpen di buku Cerita Horor Kota (PlotPoint, 2013), dan pernah juga mempublikasikan kumpulan cerpen digital berjudul Distorsi Mimpi (2009).